Daftar isi

  • ber ma"rifat - *WAJIB BERMA'RIFAT KEPADA ALLAH* Ma’rifat kepada Allah adalah wajib bagi segenap umat manusia yang telah mukallap jelasnya yang telah cukup akal.ada hadi...
    14 tahun yang lalu

Jumat, 22 Januari 2010

cara mendapatkan kebahagian

b>Pembagian Bahagia Menurut Imam Ghozali

Imam Ghozali orang tua dan ikutan dari segala tabib jiwa berpendapat bahwa :
,,Bahagia dan kelezatan yang sejati ialah bilamana dapat mengingat Allah,..
Kata beliau lagi
,,Ketahuilah bahagia tiap-tiap sesuatu ialah bila kita merasakan nikmat kesenangan dan kelezatan itu menurut tabiat kejadian masing-masing, maka kelezatan mata ialah melihat rupa yang indah, kenikmatan teliga mendengar suara yang merdu, demikian pula segala anggota yang lain ditubuh manusia,. Adapun kelezatan hati ialah teguh ma’rifatnya kepada Allah karena hati itu dijadikan ialah buat mengingat Tuhannya. Tiap-Tiap barang yang dahulunya tiada dikenal oleh manusia, bukan main gembiranya jika telah dikenalnaya , tak ubahnya dengan orang yang baru pandai bermain papan catur, dia tidak berhenti-henti bermain, meskipun telah dilarang berkali-kali, tidak sabar hatinya kalau tidak bertemu dengan buah dan papan catur itu. Demikian pula dengan hati yang dahulunya belum ada ma’rifatnya kepada tuhannya, kemudian itu dia mendapat nikmat mengenalnya, sangatlah gembiranya dan tidak sabar dia menunggu masa akan bertemu dengan tuhannya, karena kelezatan mata memandang yang indah tadi. Tiap-tiap bertambah besar ma’rifat, bertambah pula besar kelezatannya.
Seorang hamba rakyat akan sangat gembira kalau dia dapat berkenalan dengan wazir (menteri) kegembiraan itu naik berlipat ganda kalau dapat dia berkenalan dengan raja (presiden). Tentu saja berkenalan dengan Allah, adalah puncak dari segala kegembiraan lebih daria apa yang dapat dikira-kira oleh manusia, sebab tidak ada yang maujud ini dari kemuliaan Allah. Bukankah segala kemuliaan alam itu hanya sebagian dari anugerah Allah ? Bukankah segala yang keganjilan dalam alam itu hanya sebagian yang sangat kecil dari keganjilan Maha Kuasa Allah ?
Oleh sebab ittu tidaklah ada satu ma’rifat yang lebih lezat daripada Ma’rifatulloh. Tidak ada pula suatu pandangan yang lebih indah dari pandangan Allah, sebab segala kelezatan dan kegembiraan, kesenangan dan sukacita yang ada diatas dunia ini, semuanya hanya bertakluk kepada pertimbangan nafsu, dan semuanya akan berhenti perjalanannya apabila kita telah sampai kebatasnya yaitu kematian, tetapi kelezatan Ma’rifattulloh bukan bertakluk kepada dengan nafsu, dia bertakluk dengan hati, maka perasaan hati tidak berhenti sehingga mati. Hati nurani itu tidak rusak lantaran perpindahan hidup dari fana kepada baka, bahkan bila tubuh kasar ini mati, bertambah bersihlah ma’rifat itu, karena tidak ada lagi pengangggunya lagi, sebab kekuasaan iblis , hawa dan nafsu tidak sampai kesana. Hati nurani itu telah keluar dari alam yang sempit, masuk kedaerah alam yang luas, keluar dari gelap gulita menuju terang benderang.”
KATA IMAM GHOZALI PULA DIBAGIAN YANG LAIN:
,,Kesempurnaan bahagia itu bergantung kepada tiga kekuatan :
a) Kekuatan marah
b) Kekuatan syawat
c) Kekuatan ilmu
Maka sangatlah perlunya manusia berjalan ditengah-tengah diantara tiga kekuatan itu. Jangan berlebih-lebihan menurutkan kekuatan marah, yang menyebabkan mempermudah yang sukar dan membawa kepada binasa. Jangan pula berlebih-lebihan kapada kekuatan syahwat sehingga menjadi orang yang humuq ( pandir ), yang membawa kerusakan pula, maka jika kekuatan syahwat dan marah itu ditimbang baik-baik dan diletakkan ditengah-tengah, luruslah perjalanan menuju petunjuk tuhan. Demikian pula darihal marah kalau kemarahan itu berlebih dari yang mestinya, maka kejadian memukul dan membunuh, tetapi kalau dia berkurang daripada mestinya, hilanglah diri dari perasaan cemburu ( ghirah ) dan hilangh pula perasaan bertanggung jawab atas agama dan keperluan hidup atas dunia . tetapi kalau marah terletak ditengah-tengah timbullah kesabaran, keberanian dalam perkara yang memerlukan keberanian, dan segala pekerjaan dapatlah dikerjakan menurut hikmat.
Demikian pula halnya dengan syahwat, kalau syahwat itu bertambah-tambah terjadilah fasiq (melanggar perintah tuhan ) onar . kalau syahwat kurang teguh terjadilah kelemahan hati dan pemalasan. Kalau syahwat berjalan ditengah-tengah timbullah ‘IFFAH artinya dapat memerintah diri sendiri dan QONA”AH yakni cukup dengan apa yang ada serta tidak berhenti berusaha.”
Kata beliau lagi:
,,Didalam Batin engkau berkumpul beberapa sifat ganjil, sifat kebinatangan, sifat keganasan dan sifat malaikat. Tetapi dirimu yang sejati adalah nyawamu, rohmu. Hendaklah engkau tahu bahwa sifat-sifat yang tersebut tadi bukan kejadian yang asli dari jiwamu, dia hanya sifat-sifat yang datang kemudian. Sebab itu hendaklah engkau perhatikan baik-baik dan ketahui pula makanan apakah yang engkau setujui dengan sifat-sifat tadi, untuk mencapai bahagia.
,,Kebahagian sifat kebinatangan ialah makan, minum, tidur dan sebagainya. Kalau engkau dimasuki oleh kebinatangan itu lebih daripada ukuran yang mesti, tentu engkau hanya bersungguh sungguh memikirkan makan dan minum saja.
Kesenangan dan kebahagiaan sifat ganas ialah memukul dan merusak, kesenangan dan kebahagian setan ialah memperdayakan kamu dan menjerumuskan serta menghelah, kalau sifat setan itu ada pada engkau, maka engkau akan memperdayakan orang, menjerumuskan orang kepada kesesatan, menghelah-helah, memutar balikkan duduk perkara, sebab dengan demikianlah tercapai kebahagian dan kesenangan setan.
Adapun kesenangan dan kebahagian sifat malaikat ialah menyaksikan keindahan hadrat rubbiyah,keindahan hikmah ilahiyah. Marah dan syahwat tidak berpengaruh atas orang yang bersifat begini kalau engkau mempunyai sifat dari jauhar malaikat ini hendaklah engkau bersungguh-sungguh menyelidiki asal kejadianmu,sehingga akhirnya engkau tahu , jalan manakah yang harus ditempuh untuk mencari hadrat rubbiyah itu, sampai akhirnya engkau memperoleh bahagia yang mulia dan tinggi yaitu musyahadah, menyaksikan keindahan dan ketinggian maha kuasa, terlepas dirimu dari dari ikatan syahwat dan marah., disanalah engkau akan mengetahui kelak bahwa syahwat daan kemarahan itu dijadikan allah atas dirimu, bukan supaya engkau terperosok dan tertawan, tetapi supaya engkau jadikan kendaraan dan yang lain engkau jadikan senjata mudahlah engkau mencapai keberuntungan, bahagia dan kesenangan
Kalau engkau lihat salah satu anggota kerajaan hati itu melanggar undang-undang hidup yaitu salah satu dari syahwat dan marah, hendaklah engkau lawan sepenuh tenaga, jika dia kalah sekali-kali jangan dibunuh, karena kerajaan hati tidak akan sentausa kalau keduanya tidak ada lagi. Kalau engkau jalankan resep demikian tentu akan memperoleh bahagia. Dapat engkau memegang dan mempergunakan nikmat Allah menurut mestinya, tentu pada suatu waktu yang telah ditentukan tuhan didalam azalnya, engkau akan beroleh peringatan kehormatan yang tinggi daripadaNYA, kalau engkau langgar petaruh ini, tentu engkau celaka, engkau dapat siksa yang bukan semestinya yang menyebabkan engkau menyesal.
Sekian keterangan imam ghozali
Dari keterangan beliau itu maklumlah kita pendirian Imam Ghozali bahwa kebahagian itu ialah memerangi hawa nafsu dan menahan kehendak yang berlebih-lebihan. Itulah yang bernama PEPERANGAN BESAR, lebih besar daripada menaklukan negeri.
Nabi Muhammad s.a.w kembali dari perang uhud yang paling besar tidak ragu lagi, bahwa orang yang menang dalam peperangan demikian, lebih dari segala kemenangan. Tetapi Nabi kita berkata, bahwa kembalinya dari perang uhud itu ialah kembali dari perang yang sekecil-kecilnya, menempuh perang yang sebesar-besarnya yaitu perang dengan nafsu.

Sekarang kita terangkan pula pendapat filosofi Islam Imam Ghozali , beliau membagi tingkatan bahagia itu, demikian:
Meskipun nikmat-nikmat Allah itu sudah nyata tidak dapat dihitung,tetapi dapat juga dibagi-bagi dalam garis besarnya kepada 5 bagian :
Bagian pertama : Bahagia Akhirat.
Itulah bahagia yang bakatidak ada fana padanya. Disanalah sukacita, tidak ada dukacita padanya, kaya raya,tidak ada yang miskin papa padanya.
Tetapi tidaklah orang akan sampai kepada induk segala nikmat itu melainkan dengan izin allah, dan tidakpula tercapai kalau tidak dilalaui lebih dahulu tangga kesana, tangga itu ialah nikmat bagian kedua
Bagian kedua : Keutamaan Akal Budi
Keutaman akal budi terbagi kepada 4 bagian :
Pertama sempurna akal, sempurna akal ialah dengan ilmu.
Keduaa “Iffah” (dapat menjaga kehormatan diri)sempurna “iffah” ialah dengan Wara artinya tiada peduli bujukan manisan dunia.
Ketiga Syaja’ah yakni berani karena benar takut karena salah. Sempurna syaja’ah ialah dengan jihad.
Keempat AL’adl ( keadilan ). Sempurna keadilan ialah insaf.
Dengan yang empat itulah sempurna akal budi dengan sempurna Akal Budi timbul perasaan wajib mengerjakan agama. Dan bagian yang kedua ini harus juga melalui tangganya, tangganya ialah bagian ketiga.
Bagian ketiga : Keutamaan Yang Ada Pada Tubuh.
Terkandung pula didalam keutamaan tubuh ittu 4 perkara :
Pertama : sehat
Kedua : kuat
Ketiga : elok, yaitu gagah bagi laki2 dan cantik bagi wanita
Keempat : panjang umur
Tercapai kesempuranaan yang ketiga itu dengan melalui lebih dahulu bagian yang keempat.
Bagian keempat : Keutamaan dari luar badan
Keutamaan dari luar itu mengandung pula akan empat kecukupan.
Pertama : kaya akan hartya benda
Kedua : kaya dengan famili, anak istri, kaum kerabat.
Ketiga : terpandang dan terhormat
Keempat : mulia turunan
Maka tidaklah pula sempurna bahgia yang keempat ini,kalau tidak melalui bagian yang kelima.
Bagian kelima : Keutamaan Yang Datang Lantaran Taufik Dan Pimpinan Allah
Mengandung emapt perkara pula yaitu:
Pertama : Hidayah Allah ( petunjuk )
Kedua : Irsyad Allah ( pimpinan )
Ketiga : Tasdid Allah ( sokongan,dukungan )
Keempat : Ta’jid Allah ( bantuan )
Dari bagian-bagian bahagia ini dapat kita mengerti bahwa bahagia itu sangatlah sulit, karena itu wajib kita mengerti makan dari bagian2 ini
AGAR TIDAK BERSIFAT SOMBONG DAN ANGKUH
Beberapa panduan Imam Al- Ghazali supaya kita tidak bersifat sombong dan angkuh
1. Jika berjumpa dengan kanak-kanak, anggaplah kanak-kanak itu lebih mulia daripada kita, karena kanak-kanak ini belum banyak melakukan dosa daripada kita.
2. Apabila bertemu dengan orang tua, anggaplah dia lebih mulia daripada kita karena dia sudah lama beribadat.
3. Jika berjumpa dengan orang alim, anggaplah dia lebih mulia daripada kita karena banyak ilmu yang telah mereka pelajari dan ketahui.
4. Apabila melihat orang jahil, anggaplah mereka lebih mulia daripada kita karena mereka membuat dosa dalam kejahilan, sedangkan kita membuat dosa dalam keadaan mengetahui.
5. Jika melihat orang jahat, jangan anggap kita lebih mulia karena mungkin satu hari nanti dia akan insaf dan bertaubat atas kesalahannya.
6. Apabila bertemu dengan orang kafir, katakan didalam hati bahwa mungkin pada suatu hari nanti mereka akan diberi hidayah oleh Allah dan akan memeluk Islam, maka segala dosa mereka akan diampuni oleh Allah.

semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tolong berikan saya masukan,ataupun pendapat anda tentang islam karena ilmu islam sangat tidak ada batasaannya bagai dalamnya lautan dan seluas angkasa raya